MUSIK DAN
KECERDASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik
merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapat
menjadikan orang merasa senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif
di bidang akademis dengan membantu pembentukan pola belajar, mengatasi
kebosanan dan menangkal kebisingan eksternal yang mengganggu. Membuat musik
secara aktif berpengaruh pada perkembangan mental dan fisiologis otak. Kegiatan
ini membantu pembentukan jalur-jalur saraf yang berhubungan dalam otak dan
dengan cara mendorong terbentuknya hubungan antarsel otak. Hal ini dapat
meningkatkan pertumbuhan mental dan fisik seseorang. Musik juga dapat membantu
kita merasa bertenaga, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan,
melepaskan stres serta mengurangi rasa takut dan cemas.
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik klasik. Memperdengarkan musik atau suara lain yang menyenangkan bagi bayi yang masih dalam kandungan ternyata bisa menstimulasi sistem pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada respons mereka terhadap musik dan suara-suara lain setelah mereka lahir. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan mendengarkan musik yang rileks dan menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah berat badannya dengan mudah serta lebih damai dengan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, begitu mereka hadir di “dunia nyata” (John M. Ortiz, 2002: 1). Lingkungan terutama orang tua berperan penting untuk menumbuh kembangkan kecerdasan yaitu salah satu diantaranya lewat musik. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasannya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Musik yang didengar berupa irama dan nada-nada yang teratur dari perpaduan seimbang antara beat, ritme dan harmoni (Bambang Sujiono dan Nurani Yuliani, 2005: 119).
Sebagai
orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sendiri musik
yang ingin ia dengarkan di waktu-waktu luang dan mengizinkan anak untuk
menggunakan kebebasan berekspresi dalam batas-batas tertentu, akan memberi
pelajaran mengenai rasa tanggung jawab sekaligus menumbuhkan kemampuan
mengendalikan diri. Disamping itu, orang tua harus memonitor jenis musik
pilihan anak untuk memastikan agar pilihan musik tersebut bisa diterima oleh
sistem kepercayaan dan standar
Orang
tua seringkali beranggapan bidang musik termasuk salah satu bidang yang bila
ditekuni tidak bisa menjamin masa depan. Oleh karena itu, orang tua lebih
cenderung mengarahkan anak pada bidang-bidang ilmu kognitif dan beranggapan
bahwa dengan menguasai ilmu kognitif seseorang mudah mencapai keberhasilan
serta derajat terpandang dalam masyarakat. Padahal sebetulnya dengan musik anak
akan dapat mencurahkan pikiran, rasa dan karsa dalam setiap aktivitasnya.
Selain kenyataan di atas, orang tua juga belum memahami cara menumbuhkembangkan
kecerdasan anak.
Musik
harus dikenalkan sedini mungkin pada anak-anak. Akan tetapi, pada kenyataannya
masih banyak orang tua yang belum memahami bahwa pengenalan musik sejak dini
dapat menumbuhkembangkan kecerdasan anak diberbagai bidang. Selain itu, ada
juga orang tua yang memaksakan anaknya untuk dapat memainkan jenis alat musik tertentu.
Sebagai orang tua harus memahami kesiapan anak untuk belajar musik. Misalnya
kemampuan fisik dan mental anak.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka penulis ingin menelaah tentang bagaimana
pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka masalah yang timbul dapat dirumuskan
sebagai berikut : Bagaimana pengaruh
musik terhadap perkembangan kecerdasan anak.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak usia
TK.
1.5 Manfaat
1.5.1
Manfaat Teoritis
Manfaatnya
adalah untuk menambah cakrawala / khasanah pengetahuan tentang pengaruh musik
terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK.
1.5.2
Manfaat Praktis
1.
Bagi penulis
Mengetahui
pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak usia TK.
2.
Bagi guru
Diharapkan
memberikan pembelajaran musik sesuai dengan perkembangan anak usia TK.
3.
Bagi orang tua
Diharapkan
memperkenalkan musik sedini mungkin kepada anak dan orang tua juga memahami
kesiapan anak untuk belajar musik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Musik
2.1.1
Pengertian Musik
Definisi
musik sangat beragam. Menurut Kamtini dan Husni Wardi Tanjung dalam bukunya
“Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Musik adalah bagian dari
kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah
memiliki aspek tertentu dari musik yang menjadi
bagian pengalaman alami dari kehidupannya”. (2005 : 9) The
starting time for learning about music is the same as the starting time for any
learning (Wikipedia Indonesia, Copyright @ 2006, www.google.com). Saat mulai
belajar tentang musik sama dengan saat mulai belajar apa saja. Musik adalah
wadah segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal itu muncul secara alami menjadi
kebutuhan kanak-kanak. Menurut Allegory of musik karya Lorenzo Lippi, musik adalah bunyi yang diterima oleh
individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera
seseorang. Definisi sejati tentang musik
juga bermacam-macam. Menurut Aristoteles (Wikipedia Indonesia, copyright @
2006, www. Google.com). musik yaitu mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang
gundah, jiwa patriotisme. Mendengarkan musik dapat membantu mengurangi sedikit
beban pikiran melalui bernyanyi dapat mencurahkan perasaan yang ada dalam hati.
Misalnya di saat sedih mendengarkan lirik musik yang sedih maka perasaan akan
lega bahkan sampai menangis.
2.1.2
Unsur-unsur Musik
Musik
adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak lahir anak
telah memiliki beberapa unsur musik seperti suara dan melodi.
Beberapa
unsur musik diantaranya :
a. Suara
Dalam
musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun
periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik
dijelaskan dalam tala (tinggi nada), durasi (beberapa lama suara ada),
intensitas dan timbre (warna bunyi).
b. Nada
Suara
dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang miliki tinggi nada tertentu menurut
frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi
nada patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda, tangga
nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor dan tangga
nada pentatonik.
c. Ritme / Irama
Ritme
adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok
ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan
not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
d. Melodi
Melodi
adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan
sendiri yaitu tanpa iringan atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord
dalam waktu.
e. Harmoni
Harmoni
secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi
berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila
nada-nada tersebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau
lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
f. Notasi
Notasi
musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi
nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu digambarkan secara horizontal.
Musik adalah perpaduan keseimbangan antara unsur-unsur musik. Unsur-unsur musik
diantaranya suara, nada, ritme, melodi, harmoni dan notasi. Musik menjadi
bagian alami dari kehidupan. Contoh : dalam dekapan seorang ibu, anak mendengar
suara ibu melantunkan senandung yang akhirnya membuat lelap tidurnya.
2.1.3
Instrumen-instrumen Musik
Alat
musik pertama dikenal manusia berasal dari bunyi yang dihasilkan dari bahan
manusia itu sendiri. Tepukan tangan, hentakan kaki atau pukulan tangan pada
anggota badan yang lain merupakan pengiring ritmik yang memberikan nuansa
tertentu. Beberapa instrumen musik diantaranya :
a. Alat-alat musik tradisional
1. Alat
musik petik
Contoh
: gitar, kecapi, harpa, gambus, mandolin.
2. Alat
musik gesek
Contoh
: biola, rebab.
3. Piano
4. Alat
musik tiup
Contoh
: seruling, terompet, harmonika, pianika
5. Alat
musik pukul / perkusi
Contoh
: tamborin, kolintang.
6. Alat musik modern
Contoh
: Gitar listrik, organ, drum.
Beberapa
instrumen di atas dapat mencerdaskan emosi anak. Apabila anak memainkan jenis
alat musik tertentu misalnya piano. Anak akan mengungkapkan ekspresinya melalui
alat musik piano tesebut (Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006. www.google.com)
2.2 Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan
Berdasarkan pengamatan pada sejumlah anak, para
peneliti dari Universitas California menyimpulkan bahwa belajar musik pada usia
dini dapat meningkatkan kecerdasan seperti kemampuan bernalar dan berpikir
dalam jangka panjang. Hasil penelitian ini begitu menarik perhatian sehingga
buku The Mozart Effect karangan Don Campbell (1997), begitu monumental .
Menurut Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D., getaran musik
yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi karena
didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi
aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai
daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan.
Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi.
Penelitian bagaimana pengaruh musik terhadap
kecerdasan juga dilakukan oleh psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari
University of California-Irvine, Amerika Serikat pada tahun 1994. Hasil
penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa erat kaitan antara kemahiran
bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi, dan
keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar
ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik,
meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46% dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik.
Bukan hanya sekedar kecerdasan spasial, musik juga
meningkatkan kemampuan bahasa dan kosa kata anak serta logika yang pada
akhirnya si anak mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah.
2.3.1 Pengaruh Musik Terhadap Otak
Manusia
Membuat musik secara aktif berpengaruh
pada perkembangan mental dan fisiologis otak. Kegiatan ini membantu pembentukan
jalur-jalur saraf yang berhubungan dalam otak dan dengan cara mendorong
terbentuknya hubungan antarsel otak. Membuat musik juga dapat mempengaruhi
beberapa wilayah otak. Sebagai contoh, saluran informasi utama diantara kedua
belahan bagian otak, yang dikenal corpus collossum, tumbuh lebih besar sebagai
hasil dari stimulasi musik. Hal ini menghasilkan hubungan yang lebih efisien diantara
kedua bagian otak, kemudian menghantarkan yang lebih baik antara koordinasi
belahan kiri dan kanan otak. Dengan demikian terbentuklah proses mental dan
fisik yang baik, termasuk didalamnya koordinasi tangan dan kemampuan melakukan
berbagai macam tugas.
a.
Otak Manusia
Fungsi dan
struktur otak terkait dengan seluruh kegiatan yaitu kegiatan mental, berpikir,
emosi dan memori. Otak dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan
dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel
saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi
kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan
& Otak Kiri
Perbedaan
dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan
kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan
otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger
Sperry.
Otak besar
atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah
bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir,
menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.
Otak besar
dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan
Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda.
Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio,
kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar
menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).
Sementara
itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ).
Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta
pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif,
kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari,
melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.
Setiap
belahan otak punya fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup
dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan
formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya
sedikit mengembangkan otak kanan.
Orang yang
dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis,
namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki
telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada
tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi
adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar
hal-hal yang teknis.
b.
Sel-Sel Otak
Seorang bayi yang baru dilahirkan
mengalami pertumbuhan 100.000 sel saraf dalam otak setiap menitnya dan pada
saat otak telah dewasa, di dalamnya terdapat lebih dari lebih dari 100 miliar
sel. Sembilan puluh persen sel ini tidak banyak melakukan pekerjaan; tugasnya
adalah melekatkan diri pada neuron yang merupakan sel-sel otak yang melakukan
semua pekerjaan.
Setiap neuron terdiri dari sebuah
saluran pusat, disebut dengan nukleus, yang dikelilingi oleh bannyak sulur,
berbentuk seperti jari-jari sebuah ban mobil, berputar kesemua arah.
Sulur-sulur ini adalah sistem kabel otak yang menstransmisikan sinyal-sinyal
listrik ke dan dari neuron. Nukleus adalah layaknya kotak pengontrol yang
mengirimkan sinyal pada jalur-jalurnya
·
Axon dan dendrit
Sulur-sulur
otak memiliki bagian yang berfungsi mengirimkan sinyal dan bagian yang
berfungsi menerima sinyal. Pengirim sinyal dikenal sebagai axon, dan
penerimanya dikenal sebagai dendrit.
·
Sinapsis
Agar
siyal dapat berhasil terkirim, otak perlu menghubungkan axon pada dendrit.
Hubugan ini menyalurkan aliran listrik dan dikenal sebagai sinapsis. Sebenarnya
tidak ada hubungan secara fisik di antara keduanya karena terdapat celah kecil
di antara axon dan dendrite, dan celah ini dikenal sebagai celah sinapsis
(synapsis gap)
Pesan
yang dibawa sepanjang axon sebagai aliran listrik dikirim ke dendrit oleh
sebuah neurotransmitter.
·
Neurotransmitter
Neurotransmitter
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh sel, zat kimia ini meneruskan
snyal-sinyal keseluruh otak. Ada lebih dari 50 jenis neurotransmitter yang
berbeda, dan dua yang paling penting adalah glutamate serta endorphine.
Glutamate adalah satu darineurotransmitter utama yang terlibat dalam
perkembangan daya ingat dan membantu dalam prose belajar, sedangkan endorphine
menurunkan rasa sakit, menurunkan tingkat kecemasan, dan menumbuhkan rasa
ketenangan. Produksi endorfin ini dapat
distimulasi oleh musik. Ketika mencapai dendrite, neurotransmitter kembali
diubah menjadi aliran listrik. Karena neuron dapat memiliki sampai 10.000
hubungan pada sel-sel berdekatan dan karena satu aliran listrik dapat
diteruskan kebanyak jumlah cabang ini, jutaan neuron dapat dirangsang oleh
hanya satu rangsangan.
Neoron
dapat memicu sejumlah besar aktivitas pada otak. Hasil dari semua aktivitas ini
mungkin berupa emosi, pemikiran, atau tindakan seperti melemar bola.
·
Stimulus
Ketika
otak beraksi terhadap sesuatu, otak menyala dengan aktivitas pengiriman sinyal
secara cepat melalui jaringan sinapsis dan memicu aktivitas listrik diseluruh
bagian otak.
Baru-baru
ini para ilmuwan telah mampu melihat buktidari semua aktivitas ini melalui penggunaan
mesin seperti pemindai MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang dapat menghasilkan
gambar aktivitas otak dengan menulusuri aliran glukosa dan oksigen keberbagai
wilayah. Zat-zat kimia ini adalah bahan bakar yang digunakan oleh otak ketika
melakukan berbagai hal.
c. Pengaruh
Musik Terhadap Otak
Hasil
penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori
neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi
sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan,
suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri
dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin
kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan
matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak
Dr.
Dee Joy Coulter (1995) pendidik neuroscience dan penulis buku Early Childhood
Connections: The Journal of Music and Movement-Based Learning,
mengklasifikasikan lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk
otak yang brilian, yang mengenalkan anak pada pola bicara,
keterampilan-keterampilan sensory motor, dan strategi gerakan yang penting. Tak
hanya perkembangan bahasa dan kosa kata anak meningkat melalui permainan yang
mengandung musik, namun juga logika dan keterampilan-keterampilan beriramanya.
Logika membuat anak nantinya mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan
masalah. Karena berbagai manfaat yang didapat dari musik, pendidikan prasekolah
pun menggunakan musik sebagai bagian dari proses pendidikan
Penelitian
terhadap musik ini awalnya dipublikasikan oleh The Chinese University Of Hong
Kong. Peneliti mengobservasi 90 anak berusia antara 6 dan 15 tahun. Sebagian
anak dari sekolah musik orkestra senar, dan sisanya tidak mengikuti latihan musik.
Penelitian lainnya dilakukan oleh University Of Toronto, dengan
mengikutsertakan 144 anak usia 6 tahun yang secara acak ditunjuk untukmengikuti
les piano, vokal, atau tidak mengikuti les sama sekali,selama setahun.
Hasil
penelitian mengemukakan, bahwa pelajaran instrumen musik dapat memicu kemampuan
matematika dan IQ secara keseluruhan. Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang
mengikuti pelajaran musik, semakin baik perkembangan otaknya.
Sedangkan
penelitian di McMaster University dan Rotman Research Institute Toronto
menyimpulkan,bahwa pelajaran musik 4 bulan saja sudah dapat meningkatkan
perkembangan otak. Penelitian dilakukan dengan mengamati aktivitas neuronal
anak-anak usia 4-6 tahun yang mengikuti pelajaran musik selama setahun.
Setelah
dibandingkan, otak anak-anak yang mengikuti musik selama setahun, lebih
berkembang. Kemampuan untuk mengingat suatu deretan angka juga lebih tajam dari
pada kelompok anak yang tidak mengikuti pelajaran musik. Dari sini terlihat
bahwa musik mempunyai andil dalam perkembangan otak anak-anak.
Usia
yang ideal untuk memulai pelajaran musik antara 3 – 6 tahun. Pada usia tersebut
masa terbaik perkembangan pendengaran. Selain itu, usia 8 – 9 tahun, otak kanan
dan kiri akan terhubung dan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan
kiri. Apabila diberikan pendidikan musik sebelum usia 8tahun, maka dapat
meningkatkan kecerdasan anak. Hal ini telah banyak dibuktikan di negara-negara
maju. Tak heran apabila musik dipakai sebagai kurikulum wajib.
Semakin muda
usia mengecap pendidikan musik, maka semakin pintar anak mereka. Itulah stigma
yang ada pada orangtua. Dengan cara ini, biaya pendidikan anak bisa diperkcil
dengan hasil maksimal.
2.3.2. Pengaruh Musik Terhadap
Kecerdasan Kognitif
Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran
untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat,
mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.
Penelitian
menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk
segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional
intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron
mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik
sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri
dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan
otak kiri itu.
Mengacu
pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari
oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi
adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal
dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan
sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat
terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini
merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan
tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan
sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual,
auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Gallahue,
(1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui
stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari
musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar
anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak
dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk
kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Selain
itu juga, Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni
matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak
melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur
kemampuan matematika menguat.
Musik
berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran
yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman
(1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para
siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang
dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena
keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka
dalam matematika.
Daryono
Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang
kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bahwa pendidikan kesenian
penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik
sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan
belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya
secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir
logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
Implementasi
dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi
keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga
dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa
di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.
2.3.3 Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosi
Sternberg dan
Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali
perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu
mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas
perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan
secara mantap.
Masa
kanak-kanak adalah masa yang paling menakjubkan, semua dasar-dasar pertumbuhan
berkembang pada masa ini. Musik bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dapat berwujud pernyataan atau pesan
dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan.
Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan perasaan
tertentu seperti rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat
berkaitan dengan perkembangan emosi, perkembangan psikomotorik anak juga dapat
berkembang melalui musik, misalnya pada saat anak senam.
Kemampuan
anak dalam mengungkapkan pikiran melalui nada, emosi (rasa) dan gerak dapat
dikembangkan melalui musik. Pada hakekatnya musik merupakan bahasa nada karena
musik dapat didengar, dikomunikasikan melalui nada. Musik juga merupakan bahasa
emosi karena dapat mengungkapkan perasaan tertentu seperti senang, lucu, haru
atau kagum. Melalui gerakan nyanyian/musik memiliki bahasa gerak, karena musik
memiliki birama (ketukan tetap dan teratur), irama (panjang pendek bunyi) dan
metodi (tinggi rendah nada). Menurut John M. Ortiz (2002: 149), musik dapat
menjadi stimulan yang sehat dan aman.
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak,
mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer
kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh
karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat
kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi,
ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai
oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran
besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan
sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut
merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan
“perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang
lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri.
Kemampuan
mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya
sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya
secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap
dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya
disesali di kemudian hari.
Kepekaan
akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati
musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan
meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas
perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap
dan membentuk kepribadian yang tangguh. Kemampuan motivasi adalah kemampuan
untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik
dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme
yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita
cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus
ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam
kurun waktu tertentu.
Kemampuan
membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi
orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja
untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka.
Kecerdasan
emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan
seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi
anak dapat berkembang secara lebih optimal.
Idealnya
seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial
emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional
Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian
anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli.
Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat
dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Proses
mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan
pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang
inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati
serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat
dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Campbell
2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman,
Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan
simpati.
Musik
digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung
berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas,
sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
Musik
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi anak. Salah satunya
peran orang tua di dalam keluarga akan membentuk “cetakan” emosi seorang anak
yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari. Gaya pengasuhan yang
berbeda pada setiap orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak. Gaya
pengasuhan yang baik adalah orang tuayang pemurah – permisif. Gaya ini disebut
pemurah dan permisif karena orang tua yang tergolong demikian adalah orang tua
yang memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak, tidak terlalu banyak
menuntut atau melarang anak. Orang tua yang pemurah permisif adalah orang tua
yang hangat, suka merawat dan terlibat dengan anak, tetapi tidak mengontrol
anak walaupun tidak terlalu ketat. Belajar musik merupakan kegiatan yang
positif bagi anak. Kegiatan ini mampu mengasah kemampuan fisik, mental
sekaligus kepekaan emosi sesorang anak secara seimbang.
Untuk
kesiapan fisik anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua.
1. Instrumen
musik didesain sesuai dengan ukuran anak. Apakah alat musik terlalu berat,
terlalu besar atau terlalu banyak menuntut energi fisik bagi anak.
2. Memperhatikan
ciri-ciri fisik anak lebih cocok dengan instrumen tertentu.
3. Mengenali
anak apakah anak menyenangi atau membenci sensasi yang ditimbulkan oleh alat
musik yang dimainkannya.
Orang
tua harus memperhatikan kondisi emosi dan perilaku anak. Misalnya, anak yang
sangat aktif (hampir tidak bisa diam) tentunya anak akan lebih siap dan cocok
apabila belajar drum daripada bola. Sebaliknya anak yang pendiam dan tidak suka
ribut akan lebih senang mendengar suara biola daripada terompet. Untuk anak
yang lebih suka bekerja sendiri, pilihlah instrumen yang soliter seperti gitar
atau piano. Orang tua berperan sangat aktif selain terus menerus mendorong
serta memotivasi anak-anak, orang tua bertindak sebagai pemberi inspirasi dan
pelatih ketika anak-anak belajar memainkan alat musik pilihan. Yang harus diperhatikan
orang tua untuk mengembangkan dan memperkuat harga diri anak yang positif.
a. Memanfaatkan
setiap kesempatan untuk menciptakan harmoni.
b. Mendorong
anak untuk mandiri.
c. Mengupayakan
keseimbangan.
d. Mengizinkan
anak untuk memilih musik yang ingin didengar dan orang tua jangan terlalu
mengatur.
Mendengarkan
musik sebagai jembatan antar generasi. Anak mengungkapkan isi dan pesan musin
melalui nada, rasa dan gerak. Namun hal itu baru dapat dilakukan dengan baik
apabila anak memperoleh pengalaman musik secara langsung. Pengalaman musik
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dasar musik anak. Oleh karena itu,
orang tua memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan dasar musik
seorang anak.
2.4. Peran Musik Terhadap Perkembangan Fisik Dan
Mental Anak Dapat Dilihat Dari Beberapa Aspek Berikut
v Semakin awal anak mendapat pendidikan musik,
prestasi belajar mereka dalam matematika, membaca, menulis dan kemampuan apresiasi bahasa
akan lebih menonjol dibandingkan anak seumuran mereka.
v Musik bisa meningkatkan IQ
manusia.
v Anak-anak yang antusias dan gemar musik, penampilan
mereka di masyarakat, perilaku, apresiasi terhadap keindahan, pengendalian diri
dan lainya secara umum akan lebih unggul.
v Bermain musik perlu mengubah not musik dan ritme
yang berbeda dari sebuah naskah lagu, menjadi irama musik yang intonasinya
berbeda dan melodi yang berbeda.
v Musik bermanfaat untuk menanamkan daya pikir abstrak
dari otak manusia, dapat meningkatkan daya imajinasi seseorang; musik
bermanfaat untuk mengilhami dan mengembangkan daya kreativitas anak.
Ciri-ciri siswa dengan kecerdasan musik di antaranya
:
- Biasanya mempunyai kemampuan yang baik dalam bidang musik (lagu, bermain musik, bernyanyi).
- Mengekspresikan dirinya melalui nyanyian, lagu, musik.
- Biasanya berfikir dalam kerangka suara, ritme dan pola-pola lagu.
- Biasanya reaksi spontan mereka pada music baik mengapresiasi atau mengkritisi yang didengarnya.
- Amat sensitive/peka terhadap suara di lingkungannya, misalnya: suara jangkerik, tetesan air, gemerisik daun, dsb.
Cara Mengembangkan Kecerdasan Musikal
- Mainkan permainan musikan bersama teman-teman.
- Buatlah koleksi rekaman musik favorit dan dengarkan secara teratur.
- Ikutilah pelajaran musik formal untuk mempelajari alat musik tertentu.
- Luangkan waktu salama satu jam setiap minggu untuk
- Ikutilah kursus apresiasi musik atau teori musik. Biaskan untuk belajar, bekerja, atau makan, dengan diiringin musik, pada waktu yang biasanya tenang.
- Adakah diskusi tentang musik bersama teman-teman.
- Cari kembali musik kegemaran sendiri.
- Karanglah lagu ciptaan sendiri.
- Lakukan semua dengan komunikasi dengan keluarga atau teman selama satu dua jam dengan bernyanyi.
- Pelajarilah program pelatihan musik khusus
Musik dapat meningkatkan
kecerdasan anak:
Ø fokus perhatian untuk jangka waktu yang lama
Ø menerjemahkan kode ke pola-pola gerakan yang tepat
Ø mengenali pola suara di seluruh waktu
Ø belajar aturan pembentukan pola
Ø menghafal musik
Ø memahami logic dan pecahan dalam musik
Ø berimprovisasi terhadap aturan-aturan dasar musik
2.5
Peranan Musik Di
Tk
Menurut Kamtini dan Tanjung
(2005) peran musik diantaranya :
•
Media
eksperesi atau ungkapan perasaan dan isi hati. Contohnya yaitu:
a.
Anak melompat
sambil bernyanyi (lagu ciptaan sendiri) ketiika hatinya senang
b.
Bayi menangis
sesaat setelah dilahirkan
•
Media
komunikasi . contohnya yaitu:
a.
Pukulan
kentong dan bedug di mesjid
b.
Lagu yang
mengandung pesan ajakan
•
Media bermain. J. Huizinga (1952) mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk bermain (homo ludes).
a.
Tari dan
nyanyian anak-anak umumnya mengandug permainan
b.
Tarian dan
nyanyian yang menirukan tingkah laku binatang, tumbuhan dan benda alam lain,
mengandung sifat bermain,
c.
Tari
pergaulan, juga memiliki sifat bermain.tetapi musik dan tari keagamaan biasanya
lebih bersifat serius.
•
Media berfikir
kreatif . Semua orang memiliki kemampuan berpikir kreativ.
Karena manusia selalu berusaha menyatu dengan lingkungannya, serta ingin hidup
selaras dan seimbang,maka manusia menggunakan segala usaha yang kreatif. Guru
harus terus menerus memberi berbagai pengalaman belajar pada murid agar mampu
memecahkan masalah dan kreatif. Salah satu caranya , yaitu melalui pembelajaran
seni antara lain melalui :
a.
Tari permainan
anak
b.
Lagu yang
responsorial (bersahutan)
c.
Berusaha
menggelarseni dengan sentuhan baru berdasarkan kemapuan murid sendiri.
•
Media
pengembangan bakat/ kemampuan
yang dimiliki anak dengan mengamati atau melakukan (menari/menyanyi), bakat
seseorang akan tampak dipermukaan. Melalui kemampuan yang tampak pendidik
menjadi tertantang dan bahkan terpacu meningkatkan serta mengembangkan bakat
anak didik. Kalau anak berbakat kuat untuk musik, kembangkan bakat itu. Melalui
kemampuan musik guru dapau meningkatkan kemampuan lainnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Musik adalah bagian dari kehidupan dan
perkembangan jiwa manusia. Getaran musik yang masuk melalui telinga dapat
mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan
neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik.
Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori
di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan
kecerdasan terjadi.
Neuron akan menjadi sirkuit jika ada
rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan
neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak.
Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan
antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika,
bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Untuk itu penting sekali bagi para orang
tua maupun pendidik memperkenalkan musik pada anak mulai sejak anak usia dini,
karena peran guru dan orang tua berpengaruh besar dalam mengembangkan
kecerdasan pada anak terutama melalui musik.
3.2 Saran
a.
Guru
Sebaiknya guru
memahami betapa pentingnya mengembangkan
kecerdasan pada anak dan berusaha menumbuh kembangkan kecerdasan yang
ada agar seluruh potensi anak dapat berkembang secara optimal. Sebaiknya guru
bersikap sabar dalam mengajarkan musik di sekolah.
b.
Orang tua
1. Sebaiknya
orang tua mengenalkan musik sedini mungkin kepada anak.
2. Sebaiknya
orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sendiri musik yang
ingin didengarkan oleh anak.
3. Orang
tua sebaiknya memahami kesiapan
anak untuk belajar
musik misalnya kemampuan fisik dan mental anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hamdju,
Atan dan Armillah Windawati.1983. Pengetahuan Seni Musik.Seri Teori Musik dan
Lagu. Jilid 1. Jakarta: Mutiara
Maria, Ana.2009.kecerdasan musik.Yogyakarta.Tugu
Yogyakarta
Pujiastuti.2009.otak dan kecerdasan.Yogyakarta.Tugu
Yogyakarta
Charne kathy.brain
power.permainan berbasis sentra pembelajaran.2005.jakarta:erlangga
makasih, ini sangat membantu saya ^^
BalasHapusthx ya..sgt berguna
BalasHapusbagus sekali makalahnya,,,terimakasih,,,
BalasHapusizin share ya
BalasHapus