Laman

Selasa, 20 November 2012

makalah Pengaruh musik terhadap kecerdasan AUD


MUSIK DAN KECERDASAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapat menjadikan orang merasa senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif di bidang akademis dengan membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan dan menangkal kebisingan eksternal yang mengganggu. Membuat musik secara aktif berpengaruh pada perkembangan mental dan fisiologis otak. Kegiatan ini membantu pembentukan jalur-jalur saraf yang berhubungan dalam otak dan dengan cara mendorong terbentuknya hubungan antarsel otak. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan mental dan fisik seseorang. Musik juga dapat membantu kita merasa bertenaga, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stres serta mengurangi rasa takut dan cemas.

Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik klasik. Memperdengarkan musik atau suara lain yang menyenangkan bagi bayi yang masih dalam kandungan ternyata bisa menstimulasi sistem pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada respons mereka terhadap musik dan suara-suara lain setelah mereka lahir. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan mendengarkan musik yang rileks dan menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah berat badannya dengan mudah serta lebih damai dengan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, begitu mereka hadir di “dunia nyata” (John M. Ortiz, 2002: 1). Lingkungan terutama orang tua berperan penting untuk menumbuh kembangkan kecerdasan yaitu salah satu diantaranya lewat musik. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasannya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Musik yang didengar berupa irama dan nada-nada yang teratur dari perpaduan seimbang antara beat, ritme dan harmoni (Bambang Sujiono dan Nurani Yuliani, 2005: 119).
Sebagai orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sendiri musik yang ingin ia dengarkan di waktu-waktu luang dan mengizinkan anak untuk menggunakan kebebasan berekspresi dalam batas-batas tertentu, akan memberi pelajaran mengenai rasa tanggung jawab sekaligus menumbuhkan kemampuan mengendalikan diri. Disamping itu, orang tua harus memonitor jenis musik pilihan anak untuk memastikan agar pilihan musik tersebut bisa diterima oleh sistem kepercayaan dan standar
Orang tua seringkali beranggapan bidang musik termasuk salah satu bidang yang bila ditekuni tidak bisa menjamin masa depan. Oleh karena itu, orang tua lebih cenderung mengarahkan anak pada bidang-bidang ilmu kognitif dan beranggapan bahwa dengan menguasai ilmu kognitif seseorang mudah mencapai keberhasilan serta derajat terpandang dalam masyarakat. Padahal sebetulnya dengan musik anak akan dapat mencurahkan pikiran, rasa dan karsa dalam setiap aktivitasnya. Selain kenyataan di atas, orang tua juga belum memahami cara menumbuhkembangkan kecerdasan anak.
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak-anak. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak orang tua yang belum memahami bahwa pengenalan musik sejak dini dapat menumbuhkembangkan kecerdasan anak diberbagai bidang. Selain itu, ada juga orang tua yang memaksakan anaknya untuk dapat memainkan jenis alat musik tertentu. Sebagai orang tua harus memahami kesiapan anak untuk belajar musik. Misalnya kemampuan fisik dan mental anak.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin menelaah tentang bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut :  Bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak usia TK.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaatnya adalah untuk menambah cakrawala / khasanah pengetahuan tentang pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK. 
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi penulis
Mengetahui pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak usia TK.
2. Bagi guru
Diharapkan memberikan pembelajaran musik sesuai dengan perkembangan anak usia TK.
3. Bagi orang tua
Diharapkan memperkenalkan musik sedini mungkin kepada anak dan orang tua juga memahami kesiapan anak untuk belajar musik.












BAB  II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Musik
2.1.1 Pengertian Musik
Definisi musik sangat beragam. Menurut Kamtini dan Husni Wardi Tanjung dalam bukunya “Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspek tertentu dari musik yang menjadi  bagian  pengalaman  alami dari kehidupannya”. (2005 : 9) The starting time for learning about music is the same as the starting time for any learning (Wikipedia Indonesia, Copyright @ 2006, www.google.com). Saat mulai belajar tentang musik sama dengan saat mulai belajar apa saja. Musik adalah wadah segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal itu muncul secara alami menjadi kebutuhan kanak-kanak. Menurut Allegory of musik karya Lorenzo Lippi,  musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.  Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam. Menurut Aristoteles (Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006, www. Google.com). musik yaitu mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, jiwa patriotisme. Mendengarkan musik dapat membantu mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat mencurahkan perasaan yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan lirik musik yang sedih maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.

2.1.2 Unsur-unsur Musik 
Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak lahir anak telah memiliki beberapa unsur musik seperti suara dan melodi.
Beberapa unsur musik diantaranya :
a.  Suara
Dalam musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik dijelaskan dalam tala (tinggi nada), durasi (beberapa lama suara ada), intensitas dan timbre (warna bunyi).
b.  Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang miliki tinggi nada tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda, tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor dan tangga nada pentatonik.
c.  Ritme / Irama
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
d.  Melodi                                            
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendiri yaitu tanpa iringan atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu.
e.  Harmoni
Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
f.  Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu digambarkan secara horizontal. Musik adalah perpaduan keseimbangan antara unsur-unsur musik. Unsur-unsur musik diantaranya suara, nada, ritme, melodi, harmoni dan notasi. Musik menjadi bagian alami dari kehidupan. Contoh : dalam dekapan seorang ibu, anak mendengar suara ibu melantunkan senandung yang akhirnya membuat lelap tidurnya.
2.1.3 Instrumen-instrumen Musik 
Alat musik pertama dikenal manusia berasal dari bunyi yang dihasilkan dari bahan manusia itu sendiri. Tepukan tangan, hentakan kaki atau pukulan tangan pada anggota badan yang lain merupakan pengiring ritmik yang memberikan nuansa tertentu. Beberapa instrumen musik diantaranya :

a.  Alat-alat musik tradisional
1.      Alat musik petik
Contoh : gitar, kecapi, harpa, gambus, mandolin.
2.      Alat musik gesek
Contoh : biola, rebab.

3.      Piano
4.      Alat musik tiup
Contoh : seruling, terompet, harmonika, pianika
5.      Alat musik pukul / perkusi
Contoh : tamborin, kolintang.
6.       Alat musik modern
Contoh : Gitar listrik, organ, drum.
Beberapa instrumen di atas dapat mencerdaskan emosi anak. Apabila anak memainkan jenis alat musik tertentu misalnya piano. Anak akan mengungkapkan ekspresinya melalui alat musik piano tesebut (Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006. www.google.com)
2.2  Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan
Berdasarkan pengamatan pada sejumlah anak, para peneliti dari Universitas California menyimpulkan bahwa belajar musik pada usia dini dapat meningkatkan kecerdasan seperti kemampuan bernalar dan berpikir dalam jangka panjang. Hasil penelitian ini begitu menarik perhatian sehingga buku The Mozart Effect karangan Don Campbell (1997), begitu monumental . Menurut Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D., getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi.
Penelitian bagaimana pengaruh musik terhadap kecerdasan juga dilakukan oleh psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika Serikat pada tahun 1994. Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa erat kaitan antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi, dan keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik, meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46% dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik.
Bukan hanya sekedar kecerdasan spasial, musik juga meningkatkan kemampuan bahasa dan kosa kata anak serta logika yang pada akhirnya si anak mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah.

2.3.1 Pengaruh Musik Terhadap Otak Manusia
Membuat musik secara aktif berpengaruh pada perkembangan mental dan fisiologis otak. Kegiatan ini membantu pembentukan jalur-jalur saraf yang berhubungan dalam otak dan dengan cara mendorong terbentuknya hubungan antarsel otak. Membuat musik juga dapat mempengaruhi beberapa wilayah otak. Sebagai contoh, saluran informasi utama diantara kedua belahan bagian otak, yang dikenal corpus collossum, tumbuh lebih besar sebagai hasil dari stimulasi musik. Hal ini menghasilkan hubungan yang lebih efisien diantara kedua bagian otak, kemudian menghantarkan yang lebih baik antara koordinasi belahan kiri dan kanan otak. Dengan demikian terbentuklah proses mental dan fisik yang baik, termasuk didalamnya koordinasi tangan dan kemampuan melakukan berbagai macam tugas.
a.       Otak Manusia
Fungsi dan struktur otak terkait dengan seluruh kegiatan yaitu kegiatan mental, berpikir, emosi dan memori. Otak dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
http://www.aktivasiotak.com/images/merangsang_otak_kanan.gif
Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri
Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.
Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.
Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).
Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.
Setiap belahan otak punya fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.
Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.
b.      Sel-Sel Otak
            Seorang bayi yang baru dilahirkan mengalami pertumbuhan 100.000 sel saraf dalam otak setiap menitnya dan pada saat otak telah dewasa, di dalamnya terdapat lebih dari lebih dari 100 miliar sel. Sembilan puluh persen sel ini tidak banyak melakukan pekerjaan; tugasnya adalah melekatkan diri pada neuron yang merupakan sel-sel otak yang melakukan semua pekerjaan.
            Setiap neuron terdiri dari sebuah saluran pusat, disebut dengan nukleus, yang dikelilingi oleh bannyak sulur, berbentuk seperti jari-jari sebuah ban mobil, berputar kesemua arah. Sulur-sulur ini adalah sistem kabel otak yang menstransmisikan sinyal-sinyal listrik ke dan dari neuron. Nukleus adalah layaknya kotak pengontrol yang mengirimkan sinyal pada jalur-jalurnya
·         Axon dan dendrit
Sulur-sulur otak memiliki bagian yang berfungsi mengirimkan sinyal dan bagian yang berfungsi menerima sinyal. Pengirim sinyal dikenal sebagai axon, dan penerimanya dikenal sebagai dendrit.
·         Sinapsis
Agar siyal dapat berhasil terkirim, otak perlu menghubungkan axon pada dendrit. Hubugan ini menyalurkan aliran listrik dan dikenal sebagai sinapsis. Sebenarnya tidak ada hubungan secara fisik di antara keduanya karena terdapat celah kecil di antara axon dan dendrite, dan celah ini dikenal sebagai celah sinapsis (synapsis gap)
Pesan yang dibawa sepanjang axon sebagai aliran listrik dikirim ke dendrit oleh sebuah neurotransmitter.

·         Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah zat kimia yang dihasilkan oleh sel, zat kimia ini meneruskan snyal-sinyal keseluruh otak. Ada lebih dari 50 jenis neurotransmitter yang berbeda, dan dua yang paling penting adalah glutamate serta endorphine. Glutamate adalah satu darineurotransmitter utama yang terlibat dalam perkembangan daya ingat dan membantu dalam prose belajar, sedangkan endorphine menurunkan rasa sakit, menurunkan tingkat kecemasan, dan menumbuhkan rasa ketenangan.  Produksi endorfin ini dapat distimulasi oleh musik. Ketika mencapai dendrite, neurotransmitter kembali diubah menjadi aliran listrik. Karena neuron dapat memiliki sampai 10.000 hubungan pada sel-sel berdekatan dan karena satu aliran listrik dapat diteruskan kebanyak jumlah cabang ini, jutaan neuron dapat dirangsang oleh hanya satu rangsangan.
Neoron dapat memicu sejumlah besar aktivitas pada otak. Hasil dari semua aktivitas ini mungkin berupa emosi, pemikiran, atau tindakan seperti melemar bola.

·         Stimulus
Ketika otak beraksi terhadap sesuatu, otak menyala dengan aktivitas pengiriman sinyal secara cepat melalui jaringan sinapsis dan memicu aktivitas listrik diseluruh bagian otak.
Baru-baru ini para ilmuwan telah mampu melihat buktidari semua aktivitas ini melalui penggunaan mesin seperti pemindai MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang dapat menghasilkan gambar aktivitas otak dengan menulusuri aliran glukosa dan oksigen keberbagai wilayah. Zat-zat kimia ini adalah bahan bakar yang digunakan oleh otak ketika melakukan berbagai hal.

c.       Pengaruh Musik Terhadap Otak
Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak
Dr. Dee Joy Coulter (1995) pendidik neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The Journal of Music and Movement-Based Learning, mengklasifikasikan lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk otak yang brilian, yang mengenalkan anak pada pola bicara, keterampilan-keterampilan sensory motor, dan strategi gerakan yang penting. Tak hanya perkembangan bahasa dan kosa kata anak meningkat melalui permainan yang mengandung musik, namun juga logika dan keterampilan-keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinya mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah. Karena berbagai manfaat yang didapat dari musik, pendidikan prasekolah pun menggunakan musik sebagai bagian dari proses pendidikan
Penelitian terhadap musik ini awalnya dipublikasikan oleh The Chinese University Of Hong Kong. Peneliti mengobservasi 90 anak berusia antara 6 dan 15 tahun. Sebagian anak dari sekolah musik orkestra senar, dan sisanya tidak mengikuti latihan musik. Penelitian lainnya dilakukan oleh University Of Toronto, dengan mengikutsertakan 144 anak usia 6 tahun yang secara acak ditunjuk untukmengikuti les piano, vokal, atau tidak mengikuti les sama sekali,selama setahun.
Hasil penelitian mengemukakan, bahwa pelajaran instrumen musik dapat memicu kemampuan matematika dan IQ secara keseluruhan. Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang mengikuti pelajaran musik, semakin baik perkembangan otaknya.
Sedangkan penelitian di McMaster University dan Rotman Research Institute Toronto menyimpulkan,bahwa pelajaran musik 4 bulan saja sudah dapat meningkatkan perkembangan otak. Penelitian dilakukan dengan mengamati aktivitas neuronal anak-anak usia 4-6 tahun yang mengikuti pelajaran musik selama setahun.
Setelah dibandingkan, otak anak-anak yang mengikuti musik selama setahun, lebih berkembang. Kemampuan untuk mengingat suatu deretan angka juga lebih tajam dari pada kelompok anak yang tidak mengikuti pelajaran musik. Dari sini terlihat bahwa musik mempunyai andil dalam perkembangan otak anak-anak.
Usia yang ideal untuk memulai pelajaran musik antara 3 – 6 tahun. Pada usia tersebut masa terbaik perkembangan pendengaran. Selain itu, usia 8 – 9 tahun, otak kanan dan kiri akan terhubung dan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Apabila diberikan pendidikan musik sebelum usia 8tahun, maka dapat meningkatkan kecerdasan anak. Hal ini telah banyak dibuktikan di negara-negara maju. Tak heran apabila musik dipakai sebagai kurikulum wajib.
Semakin muda usia mengecap pendidikan musik, maka semakin pintar anak mereka. Itulah stigma yang ada pada orangtua. Dengan cara ini, biaya pendidikan anak bisa diperkcil dengan hasil maksimal.
2.3.2. Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Kognitif
Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.  
Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu.
Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Selain itu juga, Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.
Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bahwa pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.
2.3.3 Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosi
            Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling menakjubkan, semua dasar-dasar pertumbuhan berkembang pada masa ini. Musik bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dapat berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan. Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan perasaan tertentu seperti rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat berkaitan dengan perkembangan emosi, perkembangan psikomotorik anak juga dapat berkembang melalui musik, misalnya pada saat anak senam.
Kemampuan anak dalam mengungkapkan pikiran melalui nada, emosi (rasa) dan gerak dapat dikembangkan melalui musik. Pada hakekatnya musik merupakan bahasa nada karena musik dapat didengar, dikomunikasikan melalui nada. Musik juga merupakan bahasa emosi karena dapat mengungkapkan perasaan tertentu seperti senang, lucu, haru atau kagum. Melalui gerakan nyanyian/musik memiliki bahasa gerak, karena musik memiliki birama (ketukan tetap dan teratur), irama (panjang pendek bunyi) dan metodi (tinggi rendah nada). Menurut John M. Ortiz (2002: 149), musik dapat menjadi stimulan yang sehat dan aman.
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri.
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.
Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh. Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu.
Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.
Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.
Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
Musik Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi anak. Salah satunya peran orang tua di dalam keluarga akan membentuk “cetakan” emosi seorang anak yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari. Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak. Gaya pengasuhan yang baik adalah orang tuayang pemurah – permisif. Gaya ini disebut pemurah dan permisif karena orang tua yang tergolong demikian adalah orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak, tidak terlalu banyak menuntut atau melarang anak. Orang tua yang pemurah permisif adalah orang tua yang hangat, suka merawat dan terlibat dengan anak, tetapi tidak mengontrol anak walaupun tidak terlalu ketat. Belajar musik merupakan kegiatan yang positif bagi anak. Kegiatan ini mampu mengasah kemampuan fisik, mental sekaligus kepekaan emosi sesorang anak secara seimbang.
Untuk kesiapan fisik anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua.
1.      Instrumen musik didesain sesuai dengan ukuran anak. Apakah alat musik terlalu berat, terlalu besar atau terlalu banyak menuntut energi fisik bagi anak.
2.      Memperhatikan ciri-ciri fisik anak lebih cocok dengan instrumen tertentu.
3.      Mengenali anak apakah anak menyenangi atau membenci sensasi yang ditimbulkan oleh alat musik yang dimainkannya.
Orang tua harus memperhatikan kondisi emosi dan perilaku anak. Misalnya, anak yang sangat aktif (hampir tidak bisa diam) tentunya anak akan lebih siap dan cocok apabila belajar drum daripada bola. Sebaliknya anak yang pendiam dan tidak suka ribut akan lebih senang mendengar suara biola daripada terompet. Untuk anak yang lebih suka bekerja sendiri, pilihlah instrumen yang soliter seperti gitar atau piano. Orang tua berperan sangat aktif selain terus menerus mendorong serta memotivasi anak-anak, orang tua bertindak sebagai pemberi inspirasi dan pelatih ketika anak-anak belajar memainkan alat musik pilihan. Yang harus diperhatikan orang tua untuk mengembangkan dan memperkuat harga diri anak yang positif.
a.       Memanfaatkan setiap kesempatan untuk menciptakan harmoni.
b.      Mendorong anak untuk mandiri.
c.       Mengupayakan keseimbangan.
d.      Mengizinkan anak untuk memilih musik yang ingin didengar dan orang tua jangan terlalu mengatur.
Mendengarkan musik sebagai jembatan antar generasi. Anak mengungkapkan isi dan pesan musin melalui nada, rasa dan gerak. Namun hal itu baru dapat dilakukan dengan baik apabila anak memperoleh pengalaman musik secara langsung. Pengalaman musik diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dasar musik anak. Oleh karena itu, orang tua memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan dasar musik seorang anak.
2.4. Peran Musik Terhadap Perkembangan Fisik Dan Mental Anak Dapat Dilihat Dari Beberapa Aspek Berikut
v  Semakin awal anak mendapat pendidikan musik, prestasi belajar   mereka dalam matematika, membaca, menulis dan kemampuan apresiasi bahasa akan lebih menonjol dibandingkan anak seumuran mereka.
v  Musik bisa meningkatkan IQ manusia.
v  Anak-anak yang antusias dan gemar musik, penampilan mereka di masyarakat, perilaku, apresiasi terhadap keindahan, pengendalian diri dan lainya secara umum akan lebih unggul.
v  Bermain musik perlu mengubah not musik dan ritme yang berbeda dari sebuah naskah lagu, menjadi irama musik yang intonasinya berbeda dan melodi yang berbeda.
v  Musik bermanfaat untuk menanamkan daya pikir abstrak dari otak manusia, dapat meningkatkan daya imajinasi seseorang; musik bermanfaat untuk mengilhami dan mengembangkan daya kreativitas anak.
Ciri-ciri siswa dengan kecerdasan musik di antaranya :
  1.  Biasanya mempunyai kemampuan yang baik dalam bidang musik (lagu, bermain musik, bernyanyi).
  2.  Mengekspresikan dirinya melalui  nyanyian, lagu, musik.
  3.  Biasanya berfikir dalam kerangka suara, ritme dan pola-pola lagu.
  4. Biasanya reaksi spontan mereka pada music  baik mengapresiasi atau mengkritisi yang didengarnya.
  5.  Amat sensitive/peka terhadap suara di lingkungannya, misalnya: suara jangkerik, tetesan air, gemerisik daun, dsb.
Cara Mengembangkan Kecerdasan Musikal
  • Mainkan permainan musikan bersama teman-teman.
  • Buatlah koleksi rekaman musik favorit dan dengarkan secara teratur.
  • Ikutilah pelajaran musik formal untuk mempelajari alat musik tertentu.
  •  Luangkan waktu salama satu jam setiap minggu untuk
  • Ikutilah kursus apresiasi musik atau teori musik. Biaskan untuk belajar, bekerja, atau makan, dengan diiringin musik, pada waktu yang biasanya tenang.
  • Adakah diskusi tentang musik bersama teman-teman.
  • Cari kembali musik kegemaran sendiri.
  • Karanglah lagu ciptaan sendiri.
  • Lakukan semua dengan komunikasi dengan keluarga atau teman selama satu dua jam dengan bernyanyi.
  • Pelajarilah program pelatihan musik khusus
Musik dapat meningkatkan kecerdasan anak:
Ø  fokus perhatian untuk jangka waktu yang lama
Ø  menerjemahkan kode ke pola-pola gerakan yang tepat
Ø  mengenali pola suara di seluruh waktu
Ø  belajar aturan pembentukan pola
Ø  menghafal musik
Ø  memahami logic dan pecahan dalam musik
Ø  berimprovisasi terhadap aturan-aturan dasar musik
2.5 Peranan Musik Di Tk
Menurut Kamtini dan Tanjung (2005) peran musik diantaranya :
       Media eksperesi atau ungkapan perasaan dan isi hati. Contohnya yaitu:
a.       Anak melompat sambil bernyanyi (lagu ciptaan sendiri) ketiika hatinya senang
b.      Bayi menangis sesaat setelah dilahirkan
       Media komunikasi . contohnya yaitu:
a.       Pukulan kentong dan bedug di mesjid
b.      Lagu yang mengandung pesan ajakan
       Media bermain. J. Huizinga (1952) mengatakan bahwa manusia adalah makhluk bermain (homo ludes).
a.       Tari dan nyanyian anak-anak umumnya mengandug permainan
b.      Tarian dan nyanyian yang menirukan tingkah laku binatang, tumbuhan dan benda alam lain, mengandung sifat bermain,
c.       Tari pergaulan, juga memiliki sifat bermain.tetapi musik dan tari keagamaan biasanya lebih bersifat serius.
       Media berfikir kreatif . Semua orang memiliki kemampuan berpikir kreativ. Karena manusia selalu berusaha menyatu dengan lingkungannya, serta ingin hidup selaras dan seimbang,maka manusia menggunakan segala usaha yang kreatif. Guru harus terus menerus memberi berbagai pengalaman belajar pada murid agar mampu memecahkan masalah dan kreatif. Salah satu caranya , yaitu melalui pembelajaran seni antara lain melalui :
a.       Tari permainan anak
b.      Lagu yang responsorial (bersahutan)
c.       Berusaha menggelarseni dengan sentuhan baru berdasarkan kemapuan murid sendiri.
       Media pengembangan bakat/ kemampuan yang dimiliki anak dengan mengamati atau melakukan (menari/menyanyi), bakat seseorang akan tampak dipermukaan. Melalui kemampuan yang tampak pendidik menjadi tertantang dan bahkan terpacu meningkatkan serta mengembangkan bakat anak didik. Kalau anak berbakat kuat untuk musik, kembangkan bakat itu. Melalui kemampuan musik guru dapau meningkatkan kemampuan lainnya.



















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi.
Neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Untuk itu penting sekali bagi para orang tua maupun pendidik memperkenalkan musik pada anak mulai sejak anak usia dini, karena peran guru dan orang tua berpengaruh besar dalam mengembangkan kecerdasan pada anak terutama melalui musik.
3.2  Saran
a. Guru
Sebaiknya  guru  memahami betapa pentingnya mengembangkan  kecerdasan pada anak dan berusaha menumbuh kembangkan kecerdasan yang ada agar seluruh potensi anak dapat berkembang secara optimal. Sebaiknya guru bersikap sabar dalam mengajarkan musik di sekolah.
b. Orang tua
1.      Sebaiknya orang tua mengenalkan musik sedini mungkin kepada anak.
2.      Sebaiknya orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sendiri musik yang ingin didengarkan oleh anak.
3.      Orang tua sebaiknya  memahami  kesiapan  anak  untuk  belajar  musik misalnya kemampuan fisik dan mental anak.








DAFTAR PUSTAKA
Hamdju, Atan dan Armillah Windawati.1983. Pengetahuan Seni Musik.Seri Teori Musik dan Lagu. Jilid 1. Jakarta: Mutiara
Maria, Ana.2009.kecerdasan musik.Yogyakarta.Tugu Yogyakarta
Pujiastuti.2009.otak dan kecerdasan.Yogyakarta.Tugu Yogyakarta
Charne kathy.brain power.permainan berbasis sentra pembelajaran.2005.jakarta:erlangga


4 komentar: