Kerjasama
Orang Tua Dengan Guru
1.
Pengertian
kerjasama orang tua dengan guru
Dalam setiap keluarga atau orang tua berbeda-beda dalam mendidik anaknya. Dan orang tua menginginkan adanya patner untuk membantu mendidik anak-anak mereka yaitu dengan memasukkan anak ke sekolah. Karena baik orang tua maupun guru selalu berharap agar anak atau anak didiknya mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal.
Dalam setiap keluarga atau orang tua berbeda-beda dalam mendidik anaknya. Dan orang tua menginginkan adanya patner untuk membantu mendidik anak-anak mereka yaitu dengan memasukkan anak ke sekolah. Karena baik orang tua maupun guru selalu berharap agar anak atau anak didiknya mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal.
Oleh karena itu pendidik adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Sedangkan peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orangtua dan sekolah (pendidikan).
Sikap
anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu
juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang
menggantikan tugasnya selama diruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini seringnya terjadi tindakan-tindakan
kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orangtua seolah tidak mau tahu,
bahkan cenderung menimpakan kesalahan kepada sekolah. Orang tua harus
memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan
pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua
harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah.
Orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Bahkan
berkat kerja sama orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak
didik yang dapat diatasi.
Untuk mewujudkan kerjasama itu tentunya banyak cara yang dilakukan, misalnya : rapat orang tua, kunjungan kerumah oleh guru, konsultasi antar guru dengan orangtua dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dengan adanya kerjasama itu orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam mendidik anak-anaknya. Karena sekolah atau guru bukan hanya mengajar saja akan tetapi juga berusaha membentuk kepribadian anak menjadi manusia yang berwatak baik.
2. Bentuk-Bentuk Kerjasama Orang Tua Dengan Guru
Untuk mewujudkan kepribadian anak yang islami tentu harus melalui pendidikan. Karena pendidikan itulah satu-satunya sarana yang paling mungkin. Baik orang tua maupun guru keduanya merupakan pendidik pokok. Keduanya menyadari bahwa keduanya mempunyai aspek dan tujuan yang sama yakni mendidik anak-anak. Agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien, maka kerjasama antara keduanya mutlak diperlukan. Karena orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya di rumah. Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya agar menjadi dewasa, berkelakuan baik, memahami nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan memiliki wawasan yang luas. Disamping itu orangtua, memilki tanggung jawab untuk mendidik anak agar mereka mampu menjalani kehidupan. Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing anak-anak mereka disekolah, Memberi pengajaran dan pendidikan kepada anak sesuai dengan kurikulum.
Orang tua dan guru TK merupakan orang-orang yang paling penting dalam menunjang perkembangan anak. Oleh karena itu agar peran orang tua dan guru menjadi optimal maka perlu dirancang dan dilaksanakan secara terprogram. Tuntutan pelibatan keluarga pada program sekolah menjadi semakin penting karena keluarga dianggap sebagai agen terpenting yang banyak memahami tentang kondisi anak sehingga orang tua harus menjadi bagian dari program sekolah utama. Dengan penanganan secara bersama antara orangtua dan sekolah harapan perkembangan anak yang lebih baik akan lebih tercapai.
Karena memang pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita anak. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru. Di bawah ini beberapa bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan oleh orangtua dengan guru/sekolah.
a. Konferensi orang tua
b. Pertemuan dengan orangtua secara pribadi
c. Kunjungan guru ke rumah orangtua murid, atau sebaliknya kunjungan orangtua murid ke sekolah (home visit)
d. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
e. Mengadakan perayaan, pesta sekolah atau pameran-pameran hasil karya murid
f. Mendirikan perkumpulan orang tua dan guru.
Dari beberapa kerjasama diatas dapat disimpulkan bahwasanya bentuk kerjasama antara orang tua dengan guru atau sekolah sangat penting, apalagi jikalau ada perkumpulan orangtua dengan guru, segala usaha yang telah diuraikan tadi dapat terlaksana dengan mudah dan dengan sebaik-baiknya. Kecuali itu sekolah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur dan kontinyu untuk membicarakan masalah-masalah mendidik anak yang masih banyak kesalahannya yang terdapat pada orangtua dan guru TK. Karena antara keduanya terdapat obyek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak-anak.
Dari bentuk-bentuk kerjasama orangtua dengan guru, maka orangtua dengan guru diharapkan dapat menjalin hubungan atau kerjasama yang baik, agar berhasil membentuk awal kepribadian anak yang berkwalitas islam sesuai dengan harapan kedua belah pihak.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud bentuk kerjasama orang tua dengan guru terhadap pembentukan kepribadian anak yang islami adalah pentingnya adanya hubungan yang erat antara orang tua selaku pendidik non formal dan guru selaku pendidik formal. Sehingga keduanya dapat bekerjasama secara harmonis dalam melatih dan membiasakan anak berbuat baik sesuai dengan ajaran islam. Sehingga anak semenjak dini sudah berbuat, berkata, dan bersikap islam,sesuai dengan taraf perkembangannya sebagai bekal kehidupan anak dimasa depan.
Jadi semakin banyak frekwensi pertemuan dan bentuk kerjasama antara orangtua dan guru dilakukan, maka semakin dalam pembentukan kepribadian anak yang islami.
UBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN
ORANGTUA DALAM MENNINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MURID
1. Adanya Kunjungan
kerumah anak didik
Pelaksanaan
kunjungan kerumah anak didik berdampak positif diantaranya :
2. Diundangnya Orangtua
Kesekolah
Kalau
ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk
dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk
datang kesekolah.
3. Case Conference
Case
Conference merupakan rapat atau conference tentang kasus. Conference biasanya
dipimpin oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling
khususnya tentang kasus yang dimaksud tujuannya agar mencari jalan yang paling
tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan baik.
4. Badan pembantu
sekolah
Badan
pembantu sekolah adalah organisasi orangtua murid atau wali murid dan guru yang
dimaksud kerjasama yang paling organisasi antara sekolah atau guru dengan
orangtua murid.
5. Mengadakan Surat
Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga
Surat
menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada
perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada
orangtua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat
keributan dan sebagainya.
6. Adanya Daftar Nilai
Atau Raport
Raport
yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai
sebagai penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat
peringatan atau meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik
atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran,
agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan
apa yang sudah dapat diraihnya.
Pada hakekatnya guru
dan orang tua dalam pendidikan yang mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh,
mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan
dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini
sebagai penunjang pencapaian visi Bangsa Indonesia berdasarkan ketetapan MPR RI
No.IV/2004 tentang GBHN (1996:66).
“Terwujudnya
masyarakat Indonesia yang damai, demokrasi, berkeadilan, berdaya saing, maju
dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia memiliki etos
kerja yang tinggi serta disiplin.”
Pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid, masyarakat, dan
pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa
menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi
belajar yang sehat bagi para murid. Interaksi semua pihak yang terkait
akan mendorong murid untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar,
yakni belajar dengan tekun dan bersemangat. Selanjutnya, hubungan timbal balik
antara orangtua dan guru yang benilai informasi tentang situasi dan kondisi
setiap murid akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar murid baik di sekolah maupun di rumah. Hubungan kerja sama
antara guru dan orangtua murid sangatlah penting. Hal ini tidak tercapai akan
berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar, dan akan
menurunkan mutu pendidikan. Dengan demikian, maka diperlukan langkah-langkah
yag dapat mendukung terlaksananya peningkatan aktivitas belajar dari murid yang
dilakukan oleh orangtua, guru dan keduanya dalam hubungan kerja sama saling
membantu dalam meningkatkan aktivitas belajar dari murid tersebut. Walaupun
kendala yang dihadapi yang tentunya tidak sedikit, tetapi dengan tujuan yang
jelas sebagai pelaksana dan penanggung jawab pendidikan oleh orangtua dirumah
atau di keluarga, dan guru dilingkungan sekolah maka hubungan tersebut dapat
diwujudkan.
Peranan Dan Fungsi
Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Proses
belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak
mengakar pada berbagai pendangan dan konsep, perwujudan proses belajar mengajar
dapat terjadi dalam beberapa model. Pengertian proses belajar mengajar
dikemukakan oleh Usman (1989: 1) bahwa:
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian proses belajar mengajar yang telah diutarakan, maka kemudian melahirkan strategi dan penerapannya.
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian proses belajar mengajar yang telah diutarakan, maka kemudian melahirkan strategi dan penerapannya.
Peranan Guru
Sehubungan dengan
fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” Dan pembimbing”, maka diperlukan
adanya berbagai peranan pada diri guru. Dari berbagai kegiatan interaksi
belajar-mengajar, secara singkat peranan guru yang dikemukakan Sadirman
(2005:144) adalah sebagai berikut:
1. Informator
Sebagai pelaksana
cara mengajar informatif laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator
Guru sebagai
organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus dan lain-lain.
Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar- mengajar, semua
diorganisasikan dengan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan
efesiensi dalam belajar pada diri sendiri.
3. Motivator
Peranan guru sebagai
motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga terjadi dinamika di
dalam proses belajar mengajar.
4. Inisiator
Guru dalam hal ini
sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide
merupakan kreatif yang dapat dicontoh oleh siswa.
5. Transmitter
Dalam kegiatan
belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijasanaa pendidikan dan
pengetahuan.
6. Fasilitator
Berperan sebagai
fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan
belajar mengajar yang sedimikian rupa, sesuai dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif
7. Mediator
Guru sebagai dapat
diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi
atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegaitan diskusi siswa. Mediator
juga diartikan sebagai penyedia media.
8. Evaluator
Ada kecenderungan
bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai otoriatas untuk menilai prestasi
siswa dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana siswa itu berhasil atau tidak.
Tugas dan Tanggung
Jawab Guru
Peter mengemukakan
ada tiga tugas dan tanggung jawab guru yakni:
a. Tugas guru sebagai
pengajar
Guru sebagai pengajar
lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran.
Dalam tugas ini guru dituntut memeliki penegetahuan dan keterempilan teknis
mengajar,di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan.
b. Tugas sebagai
pembimbing
Guru sebagai
pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
c. Tugas guru sebagai
administrator
Guru sebagai
administrator kelas pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan
bidang-bidang pengajaran dan keterlaksanaan pada umumnya. Namun demikian,
keterlaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi
profesi guru.
Tugas Dan Tanggung
Jawab Orangtua Dalam Aktivitas Belajar Murid
Anak akan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, dimana ia pertama kali menerima
berbagai aspek pendidikan secara alami dari kedua orangtuanya. Oleh karena itu,
bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Namun
demikian bukan berarti bahwa pola pendidikan dalam keluarga adalah formal.
Seperti yang dikemukakan oleh Zakiah (1984:35) bahwa: Pada umunya pendidikan
dalam rumah tangga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang
lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.
Orangtua yang terdiri
dari ibu dan ayah memegang peranan penting dalam perkembangan anak-anaknya.
Anak yang sejak lahir selalu berada disamping ibunya akan mendapatkan
kasih sayang dan perhatian ibunya. Sehingga kemudian ia akan meniru atau
menuruti segala yang didapatkannya.
Peranan Orangtua
Dalam Pendidikan
Keluarga adalah
merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama dalam masyarakat karena
dalam keluargalah manusia dilahirkan, bekembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi
serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh
dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian setiap manusia. Pendidikan
yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Ditinjau dari fungsi dan
tugasnya sebagai orangtua dalarn aktivitas belajar anak maka peranan ibu dan
ayah berbeda, seperti yang dikemukakan oleh Piaget dibawah ini :
Peranan ibu dalam
pendidikan anak
1. Surnber dan
pemberi rasa kasih sayang
2. Pengasuh dan
pemelihara
3. Tempat mencurahkan
isi hati
4. Pengaruh kehidupan
dalam rumah tangga
5. Pembimbing
hubungan pribadi
6. Pendidikan dalam
segi-segi emosional
Peranan ayah dalam pendidikan anak
Peranan ayah dalam pendidikan anak
- Sumber kekuasaan didalam keluarga
- Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia lain
- Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
- Pelindung terhadap ancaman dari luar
- Pendidikan dari segi-segi rasional
Tanggung Jawab
Orangtua
Ada beberapa tanggung
jawab dari kedua orangtua dalarn menunjang pendidikan anaknya seperti yang di
kemukakan oleh Zakiah (1984:38) sebagai berikut :
- Memelihara dan membesarkan anak. lni adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
- Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmania maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan filsafah hidup dan agama yang di anutnya.
- Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
- Membahagiakan anak, baik dunia dan akherat, sesuai debngan pandangan dan tujuan hidup manusia.
Ada beberapa hal atau
dasar-dasar yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab orangtua terhadap
anaknya terutama dalam konteks pendidikan adalah sebagai berikut :
- Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih sayang menjalin hubungan orang dan anak. Kasih sayang orangtua yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya.
- Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap keturunannya.
- Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
- Memelihara dan membesarkan anaknya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan demi untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar anak dapat hidup secara berkelanjutan.
- Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila anak telah dewasa dan mampu mandiri.
Hubungan Kerjasama
Antara Guru Dan Orangtua Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid
1. Adanya Kunjungan
kerumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan
kerumah anak didik berdampak positif diantaranya :
Kunjungan melahirkan
perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memperhatikan dan
mengawasinya. Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada guru melihat sendiri
dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya,
dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga. Guru berkesempatan
untuk memberikan penerangan kepada orangtua anak didik tentang pendidikan yang
baik, cara-cara menghadapi masalah yang sedang dialami anaknya. Hubungan antara
orangtua dengan guru akan bertambah erat. Kunjungan dapat memberikan motivasi
kepada orangtua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam
upaya memajukan pendidikan anaknya. Guru mempunyai kesempatan untuk mengadakan
interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang
ingin ia ketahui. Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang
keadaan anak serta saling memberi petunjuk antara guru dengan orangtua.
2. Diundangnya
Orangtua Kesekolah
Kalau ada berbagai
kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri
oleh orangtua maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk datang
kesekolah.
3. Case Conference
Case Conference
merupakan rapat atau conference tentang kasus. Conference biasanya dipimpin
oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya
tentang kasus yang dimaksud tujuannya agar mencari jalan yang paling tepat agar
masalah anak didik dapat diatasi dengan baik.
4. Badan pembantu
sekolah
Badan pembantu sekolah
adalah organisasi orangtua murid atau wali murid dan guru yang dimaksud
kerjasama yang paling organisasi antara sekolah atau guru dengan orangtua
murid.
5. Mengadakan Surat
Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga
Surat menyurat
diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada perbaikan
pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua jika
anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan
sebagainya.
6. Adanya Daftar
Nilai Atau Raport
Raport yang biasanya
di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai sebagai
penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat
peringatan atau meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik
atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran,
agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan
apa yang sudah dapat diraihnya.
Orangtua dan guru
adalah satu tim dalam pendidikan anak, untuk itu keduanya perlu menjalin hubungan
baik. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama para guru
daripada dengan orangtua. Kedengarannya mungkin agak mengejutkan, tapi memang
begitulah kenyataannya. Ketika orangtua pulang dari tempat bekerja, anak-anak
biasanya juga baru tiba dari mengikuti kegiatan setelah jam sekolah. Hanya
tersisa waktu beberapa jam saja untuk makan malam bersama, menyelesaikan
pekerjaan rumah dan mungkin menghadiri acara anak-anak. Setelah itu semuanya
tidur.
Memang benar semua
kegiatan sehari-hari yang dilakukan orangtua adalah penting. Dan memang banyak
orangtua yang bisa menggunakan dengan baik waktu makan malam bersama, ketika
membantu anak mengerjakan tugas sekolah di rumah, dan ketika mengantar anak ke
sekolah. Tapi perlu diingat, pada saat yang sama ada orang dewasa lain yang
juga mengajari, mempengaruhi dan bersenang-senang dengan anak-anak kita selama
6 jam sehari, yaitu guru mereka.
Anak-anak umumnya
bisa melakukan tugas-tugas mereka dengan baik ketika di sekolah. Sebagian di
antaranya bahkan mungkin lebih mudah mempercayai guru mereka. Untuk itu perlu
kiranya setiap orangtua mengetahui dengan baik sosok guru yang mengajar
anak-anaknya. Hal ini penting karena dalam pendidikan sekolah, orangtua dan
guru harus menjadi satu tim yang baik.
Jika orangtua dan
guru bisa saling mengenal dan mempercayai, maka anak-anak tidak akan menentang
salah satu dari mereka, ketika anak-anak itu malas atau menghindar dari
tugas-tugasnya. Pengertian di antara orang tua dan guru menjadikan masalah
kecil tidak berkembang menjadi besar, dan masalah besar bisa diselesaikan
dengan lebih baik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjalin hubungan baik antara orangtua dan guru.
Ketika anak mulai sekolah, segera perkenalkan diri Anda kepada gurunya. Jangan menunggu waktu hingga Anda dipanggil ke sekolah karena anak bermasalah. Carilah jalan untuk melakukan kontak dengan mereka, walau sekedar dengan sapaan “apa kabar,” agar wajah dan nama Anda mudah diingat oleh sang guru.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjalin hubungan baik antara orangtua dan guru.
Ketika anak mulai sekolah, segera perkenalkan diri Anda kepada gurunya. Jangan menunggu waktu hingga Anda dipanggil ke sekolah karena anak bermasalah. Carilah jalan untuk melakukan kontak dengan mereka, walau sekedar dengan sapaan “apa kabar,” agar wajah dan nama Anda mudah diingat oleh sang guru.
Jika kemungkinan
waktu untuk bertemu sangat terbatas, usahakan menghubungi bapak/ibu guru untuk
menayakan kepada mereka waktu yang nyaman guna menanyakan kabar seputar
perkembangan pendidikan anak Anda. Tidak perlu melakukan percakapan panjang,
carilah sekedar informasi dan tunjukkan bahwa Anda sangat perhatian dengan
pendidikan anak-anak.
Perkenalkan anak
dengan gurunya. Satu kelas biasanya diisi 30-40 murid, usahakan guru mengenali
anak Anda. Buatlah catatan singkat mengenai diri anak, hal-hal apa yang mungkin
perlu diperhatikan, terutama jika anak memiliki kesulitan tertentu. Tambahkan
dengan catatan berisi harapan Anda seputar pendidikan si anak. Jangan lupa
sertakan nama, nomor telepon dan alamat Anda yang bisa dihubungi.
Guru adakalanya
memberikan penjelasan mengenai metode belajar-mengajar yang dilakukannya.
Berikanlah perhatian besar terhadap rencana pembelajaran dan pengajaran yang
sudah disusun. Jika ia belum memberitahukannya kepada Anda, maka tanyakanlah.
Biasanya guru sangat senang jika orangtua juga berkenan mengetahui target
pelajaran yang ia tetapkan. Tapi, jangan langsung mengkritik mereka jika Anda
merasa ada hal yang kurang cocok. Berikan penilaian positif jika Anda mendapati
hal yang memang baik untuk kemajuan pendidikan anak.
Datangi pertemuan
orangtua-guru. Hormati waktu yang digunakan guru dalam pertemuan itu. Datanglah
tepat waktu, dan jangan berlama-lama jika Anda diberikan waktu khusus untuk
bertemu dengan mereka. Bawalah buku catatan. Jika Anda menemukan masalah atau
hal yang kurang cocok, sampaikan secara terbuka dengan cara yang baik dan
sopan. Berdiskusilah untuk memecahkan masalah bersama-sama. Jika ada beberapa
poin masalah, selesaikan satu persatu, dan jangan dicampur aduk.
Ingatlah aturan emas yang satu ini: senantiasa berprasangka baik kepada guru. Mereka yang mau bekerja menjadi guru, biasanya adalah orang-orang yang mencintai kegiatan belajar-mengajar. Jangan mudah termakan pendapat negatif mengenai sang guru, termasuk yang Anda dengar dari anak sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memberikan reaksi berbeda satu dengan yang lain. Teman baik Anda mungkin tidak menyukai seseorang yang Anda anggap hebat. Dan anak Anda mungkin perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan gaya mengajar guru barunya.
Guru juga manusia biasa, yang kadang mengalami hari dan waktu yang buruk. Kadang kehidupan pribadinya dilanda krisis dan masalah, dan bisa jadi mereka tidak bisa mengatasinya dengan baik. Jika guru membentak anak Anda dan melakukan hal di luar kewajaran, tanyakan kepadanya apakah ia baik-baik saja. Sedikit memberikan dukungan kepada guru, akan membuat keadaan pulih dengan segera.
Ingatlah aturan emas yang satu ini: senantiasa berprasangka baik kepada guru. Mereka yang mau bekerja menjadi guru, biasanya adalah orang-orang yang mencintai kegiatan belajar-mengajar. Jangan mudah termakan pendapat negatif mengenai sang guru, termasuk yang Anda dengar dari anak sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memberikan reaksi berbeda satu dengan yang lain. Teman baik Anda mungkin tidak menyukai seseorang yang Anda anggap hebat. Dan anak Anda mungkin perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan gaya mengajar guru barunya.
Guru juga manusia biasa, yang kadang mengalami hari dan waktu yang buruk. Kadang kehidupan pribadinya dilanda krisis dan masalah, dan bisa jadi mereka tidak bisa mengatasinya dengan baik. Jika guru membentak anak Anda dan melakukan hal di luar kewajaran, tanyakan kepadanya apakah ia baik-baik saja. Sedikit memberikan dukungan kepada guru, akan membuat keadaan pulih dengan segera.
Berkomunikasilah
secara teratur. Anda bisa menggunakan email, atau surat jika tidak ada.
Kirimkan komentar mengenai kemajuan pendidikan anak Anda, ceritakan kegembiraan
si kecil belajar di sekolah. Jika anak memiliki kesulitan khusus dalam belajar,
informasikanlah hal itu sejak dini kepada gurunya. Ada baiknya juga
memberitahukan guru jika anak sedang dalam kondisi yang kurang baik, sakit atau
sedang bersedih. Sehingga guru bisa mengantisipasi keadaan itu dan tidak kaget
jika mendapati si anak sulit untuk diajar.
Berikanlah sumbangan.
Krisis ekonomi adakalanya juga berdampak ke sekolah. Berikan bantuan sekedar
untuk meringankan kebutuhan dalam proses belajar mengajar, mungkin dengan
membelikan kapur tulis, penggaris, alat peraga dan perlengkapan sekolah lain
yang diperlukan. Tapi, perlu ditanyakan dulu peraturan sekolah mengenai
sumbangan orangtua, tiap sekolah mempunyai peraturan dan kebijakan yang
berbeda.
Anda dan guru sama-sama menginginkan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak. Jika Anda mendengar kabar yang buruk tentang guru, apakah ia galak, jahat, atau tidak obyektif, maka tetap pertahankan hubungan baik Anda dengan sang guru. Cari tahu masalah yang sebenarnya dengan menghubungi guru itu secara sopan. Jangan mengeluarkan kata-kata yang buruk mengenai guru di depan anak Anda. Tetap fokus terhadap masalah yang dihadapi, jadikan itu latihan bagi Anak bersikap terbuka.
Anda dan guru sama-sama menginginkan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak. Jika Anda mendengar kabar yang buruk tentang guru, apakah ia galak, jahat, atau tidak obyektif, maka tetap pertahankan hubungan baik Anda dengan sang guru. Cari tahu masalah yang sebenarnya dengan menghubungi guru itu secara sopan. Jangan mengeluarkan kata-kata yang buruk mengenai guru di depan anak Anda. Tetap fokus terhadap masalah yang dihadapi, jadikan itu latihan bagi Anak bersikap terbuka.
Sumber :
Selain orangtua, sekolah juga
berperan penting dalam membesarkan dan mensosialisasikan anak. Diperlukan jalinan kerjasama yang baik
antara guru dan orang tua untuk meningkatkan hubungan positif antara guru dan
siswa.
Sikap orang tua dan guru yang sama terhadap pembelajaran anak akan memberikan
teladan yang baik bagi anak. Orang tua dan guru perlu selalu mengkomunikasikan
sikap dan reaksi anak sehingga anak akan merasa di dukung dan bisa menunjukkan
reaksi yang jelas, terdorong untuk meningkatkan kemampuan, bertanggung jawab,
merasa aman dan senang, dewasa dan mandiri.
Kerjasama orang tua secara aktif dengan sekolah bergantung pada minat, kemampuan, kesempatan, dan motivasinya. Pembelajaran akan berlangsung baik jika ada kerjasama antara orang tua dan guru. Guru adalah profesional dalam bidang pendidikan dan belajar, tetapi untuk anak berkebutuhan khusus, fungsi guru tidak akan optimal tanpa dukungan orang tua.
A. Tingkatan Keterlibatan Orang Tua di Sekolah
1. Orang tua sebagai mitra dalam pendidikan anak, tetapi pasif dalam menerima pelajaran dari sekolah sehingga anak merasa bingung dengan dua dunia yang berbeda. Pembiasan-pembiasaan di rumah berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga anak akan menemui masalah dalam pembelajaran dan penyesuaian.
2. Orang tua sebagai pendukung pembelajaran anak di sekolah. Orang tua sangat merespons positif semua pembelajaran yang berasal dari sekolah dan menuntun anak untuk mengerjakannya sehingga anak merasa bertanggung jawab terhadap dirinya berdasarkan bimbingan dari sekolah dan arahan orang tuanya.
3. Orang tua sebagai peserta aktif dalam pembelajaran sekolah. Di sini orang tua dan guru saling bekerja sama dan berkomunikai, memberikan masukan-masukan tentang pemberian PR dan permasalahan anak sehingga terjalin kesamaan sikap serta norma yang akan memantapkan anak dalam pembelajaran dan perkembangannya. Kerjasama seperti ini bisa membantu anak mencegah kesulitan belajar dan penyesuaian diri.Bagi anak berkebutuhan khusus, jenis hubungan yang saling percaya ini akan menunjang kesejahteraannya, penyesuaian sosialnya, dan terpenting belajarnya.
B. Pentingnya Keterlibatan Aktif Orang Tua Di Sekolah
1. Membuat orang tua sadar efek positif yang telah mereka buat terhadap anaknya ( bagaimana dan apa saja pengaruhnya, apa yang telah mereka lakukan di rumah untuk pembelajaran anak di sekolah) sehingga orang tua memahami bahwa rumah dan sekolah bukanlah dua dunia yang berbeda.
2. Membuat orang tua menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan sangatlah penting bagi pembelajaran anak di rumah dan di sekolah.
3. Diskusi orang tua dan guru tentang pembelajaran anak merupakan cara yang efektif yang akan berdampak positif bagi anak dalam kehidupan sehari-hari,
4. Membantu orang tua melihat bahwa cara mereka berinteraksi dengan anaknya di rumah mempengaruhi kesejahteraan, kebahagiaan, dan perkembangan sosial dan akademik anak. Kerjasama antara sekolah dan rumah dapat mencegah timbulnya permasalahan pada diri anak.
5. Mengembangkan wawasan guru dan sekolah tentang kehidupan anak sehari-hari. Wawasan, inisiatif, pengelaman, dan kreatifitas orang tua harus diperhatikan guru untuk menjalin kerjasama yang positif sehingga pengalaman anak di sekolah terintredasikan secara bermakna dan relevan ke dalam kehidupan sehari-harinya.
Bila kerja sama antara guru dan orang tua sudah terjalin bagus akan memberikan kemudahan untuk mencari solusi dan menyamakan langkah dalam membimbing anak.
Kerjasama orang tua secara aktif dengan sekolah bergantung pada minat, kemampuan, kesempatan, dan motivasinya. Pembelajaran akan berlangsung baik jika ada kerjasama antara orang tua dan guru. Guru adalah profesional dalam bidang pendidikan dan belajar, tetapi untuk anak berkebutuhan khusus, fungsi guru tidak akan optimal tanpa dukungan orang tua.
A. Tingkatan Keterlibatan Orang Tua di Sekolah
1. Orang tua sebagai mitra dalam pendidikan anak, tetapi pasif dalam menerima pelajaran dari sekolah sehingga anak merasa bingung dengan dua dunia yang berbeda. Pembiasan-pembiasaan di rumah berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga anak akan menemui masalah dalam pembelajaran dan penyesuaian.
2. Orang tua sebagai pendukung pembelajaran anak di sekolah. Orang tua sangat merespons positif semua pembelajaran yang berasal dari sekolah dan menuntun anak untuk mengerjakannya sehingga anak merasa bertanggung jawab terhadap dirinya berdasarkan bimbingan dari sekolah dan arahan orang tuanya.
3. Orang tua sebagai peserta aktif dalam pembelajaran sekolah. Di sini orang tua dan guru saling bekerja sama dan berkomunikai, memberikan masukan-masukan tentang pemberian PR dan permasalahan anak sehingga terjalin kesamaan sikap serta norma yang akan memantapkan anak dalam pembelajaran dan perkembangannya. Kerjasama seperti ini bisa membantu anak mencegah kesulitan belajar dan penyesuaian diri.Bagi anak berkebutuhan khusus, jenis hubungan yang saling percaya ini akan menunjang kesejahteraannya, penyesuaian sosialnya, dan terpenting belajarnya.
B. Pentingnya Keterlibatan Aktif Orang Tua Di Sekolah
1. Membuat orang tua sadar efek positif yang telah mereka buat terhadap anaknya ( bagaimana dan apa saja pengaruhnya, apa yang telah mereka lakukan di rumah untuk pembelajaran anak di sekolah) sehingga orang tua memahami bahwa rumah dan sekolah bukanlah dua dunia yang berbeda.
2. Membuat orang tua menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan sangatlah penting bagi pembelajaran anak di rumah dan di sekolah.
3. Diskusi orang tua dan guru tentang pembelajaran anak merupakan cara yang efektif yang akan berdampak positif bagi anak dalam kehidupan sehari-hari,
4. Membantu orang tua melihat bahwa cara mereka berinteraksi dengan anaknya di rumah mempengaruhi kesejahteraan, kebahagiaan, dan perkembangan sosial dan akademik anak. Kerjasama antara sekolah dan rumah dapat mencegah timbulnya permasalahan pada diri anak.
5. Mengembangkan wawasan guru dan sekolah tentang kehidupan anak sehari-hari. Wawasan, inisiatif, pengelaman, dan kreatifitas orang tua harus diperhatikan guru untuk menjalin kerjasama yang positif sehingga pengalaman anak di sekolah terintredasikan secara bermakna dan relevan ke dalam kehidupan sehari-harinya.
Bila kerja sama antara guru dan orang tua sudah terjalin bagus akan memberikan kemudahan untuk mencari solusi dan menyamakan langkah dalam membimbing anak.
Sumber: Anak Sulit Belajar Oleh
Rini Utami Aziz,Penerbit Tiga Serangkai, Solo 2006
http://pondokibu.com/kerjasama-orangtua-dan-guru-dalam-membantu-anak-belajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar